Apakah Tuhan menciptakan segala yang ada? Apakah kejahatan itu ada?
Arsip
All posts for the month September, 2009
Siapa sejatinya diri kita sebagai manusia ? Pertanyaan ini sederhana, dapat dikemukakan jawaban paling sederhana, maupun jawaban yang lebih rumit dan rinci. Jawaban masing-masing orang tidak bisa diukur secara benar-salah. Cara menjawab siapa diri manusia hanya akan mencerminkan tingkat pemahaman seseorang terhadap kesejatian Tuhan. Hal ini sangat dipermaklumkan karena berkenaan dengan eksistensi Tuhan sendiri yang begitu penuh dengan misteri besar. Upaya manusia mengenali Sang Pencipta, ibarat jarum yang menyusup ke dalam samudra dunia. Yang hanya mengerti atas apa yang bersentuhan dengannya. Itupun belum tentu benar dan tepat dalam mendefinisikan. Tuan memang lebih dari Maha Besar. Sedangkan manusia hanya selembut molekul garam. Begitulah jika diperbandingkan antara Tuhan dengan makhlukNya. Namun begitu kiranya lebih baik mengerti dan memahamiNya sekalipun hanya sedikit dan kurang berarti, ketimbang tidak samasekali.
Berserah diri hakekatnya sama dengan “tapa ngeli” menghayutkan diri pada “aliran sungai” kehendak Hyang Widhi (kareping rahsa) yang akan menjamin kita sampai pada muara keberuntungan memasuki samodra anugrah Tuhan. Tapi orang kadang tanpa sadar telah salah pilih, menghanyutkan diri pada “air bah” (rahsaning karep/keinginan jasad) sehingga arahnya berbalik meninggalkan samodra anugrah Tuhan menuju ke daratan, menyapu dan merusak apa saja yang dilewatinya. Menerjang wewaler, merusak kedamaian dan ketentraman, tata krama, aturan, dan segala macam tatanan.
Assalamualaikum Wr Wb
Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam mengibarkan bendera La ilaha ill-Allah bukan bendera lainnya. Padahal dengan mengibarkan bendera La ilaha ill-Allah bangsa Arab bukan saja enggan menerima seruan tersebut, tetapi bahkan menentang dengan keras sampai ke tingkat mengusir dan memerangi Nabi shollallahu ’alaih wa sallam dan para sahabat.
Assalamualaikum Wr Wb
Sungguh Allah ta’aala memang Maha Pemurah. Allah ta’aala tidak membedakan pemberian karuniaNya kepada golongan pencinta dunia maupun golongan pemburu akhirat. Keduanya Allah ta’aala berikan bantuan dari kemurahanNya. Namun Allah ta’aala tegaskan bahwa nasib akhir para pemburu akhirat jauh lebih baik dan lebih terpuji.
كُلًّا نُمِدُّ هَؤُلَاءِ وَهَؤُلَاءِ مِنْ عَطَاءِ رَبِّكَ وَمَا كَانَ عَطَاءُ رَبِّكَ مَحْظُورًا
"Kepada masing-masing golongan baik golongan ini maupun golongan itu Kami berikan bantuan dari kemurahan Tuhanmu. Dan pasti kehidupan akhirat lebih tinggi tingkatnya dan lebih besar keutamaannya." (QS Al-Israa ayat 20-21)
Saya sering mendengar cerita bagaimana hutan di Indonesia habis berhektar-hektar, dalam hitungan jam. Saya juga mendengar bagaimana dunia dilanda krisis energi, tetapi produksi alat-alat elektronik dan kendaraan jalan terus. Saya melihat seorang gelandangan yang tidur setiap hari dekat tempat saya tinggal, tanpa ada masyarakat atau tetua lingkungan yang mau memberinya makan. Saya ini sebenarnya banyak bertemu dengan ketidakadilankah di dunia ini ?
Bismillahirohmanirrohimi.
Malam Lailatul Qodar kita bicarakan secara tauhid, lailatur qadar memiliki nilai yang sangat agung bagi seseorang yang ingin mendapatkannya. Tentang kemulyaan malam qadar tertulis dalam ALQuran bahwa nilainya akan lebih baik dari 1000 bulan atau setara dengan 83 tahun lebih 4 bulan. Pada malam itu yang diturunkan adalah "HU", beberapa pendapat menafsirkan alquran ada pula yg menafsirkan yang berbeda.
Sejak kapan manusia mengenal tuhan dan kejadian manusia.
Sebelum terbentuknya manusia, didalam alam ruh, terjadi pengakuan adanya ketuhanan sesuai dengan alqur’an. ALASTU BIROBBIKUM "Bukankah AKU tuhanmu " BALA SAHIDNA "benar ya ALLAH, engkau adalah TUHANku", kemudian "KALAU KAU AKU TURUNKAN KEDUNIA APA JANJIMU" . "TIADA AKU CIPTAKAN JIN DAN MANUSIA SUPAYA BERIBADAH KEPADAKU".