TAKHALLI
Arsip
All posts for the month Mei, 2010
SURGA DAN NERAKA
Pada Postingan terdahulu yang berjudul HIKMAH REINKARANASI , mestinya ada kelanjutan bahasan. Dikarenakan kesibukan kami maka lanjutannya baru bisa kami sampaikan Sekarang. Alangkah baiknya Saudara membaca kembali postingan terdahulu .
Jika reinkarnasi itu adalah siklus hidup-mati yang terus berulang, apakah akan ada akhirnya? lalu kemana surga dan neraka yang dijanjikan Tuhan ? Nah jangan salah mengira bahwa reinkarnasi itu tidak ada ujungnya. Reinkarnasi tentu ada akhirnya!
Siklus hidup-mati (roda samsara) akan berakhir manakala manusia menyempurnakan dirinya sehingga dapat kembali kepada-Nya. Innaalillahi wa innaa ilaihi raajiuun (sesungguhnya kita berasal dari Allah dan akan kembali pada Allah). Kalimat ini sering diucapkan oleh banyak umat Islam tapi jarang yang menyadari bahwa kalimat itulah yang harus menjadi tujuan akhir dari seluruh perjalanan hidup manusia yakni kembali kepada-Nya. Kata “kembali” pada ayat diatas tentu maksudnya adalah benar-benar kembali kepada Tuhan, bukan masuk ke surga apalagi neraka. Continue Reading
Barangsiapa yang berilmu, beramal dan mengajarkan, berarti ia merupakan orang yang disebut sebagai hamba mulia di kerajaan langit. Ia bagaikan matahari yang menerangi orang lain dan menerangi diri sendiri. Ia seperti minyak wangi yang membuat orang lain ikut harum dan mengharumkan dirinya sendiri.
Sebaliknya orang yang berilmu namun enggan mengamalkannya, bagaikan buku yang memberi mafaat, sedangkan ia sendiri sepi dari ilmu. Bagaikan batu asahan yang menajamkan tetapi ia senditi tidak mampu memotong.
Sewaktu-waktu orang sibuk mengajar, dengan demikian ia menanggung perkara yang agung dan kekhawatiran yang besar. Karena itu harus menjaga adab dan tugas-tugasnya.
Tugas pertama, berbelas kasih kepada murid dan hendaknya memperlakukan seperti anak kandung sendiri. Rasulullah saw. bersabda, “Aku ini terhadap kalian hanyalah semisal orangtua kepada anak-anaknya.” Artinya, bermaksud menyelamatkan mereka dari api neraka di akhirat kelak.
Tugas kedua, hendaknya mursyid (guru) mengikuti pemilik syara’ Muhammad saw. sehingga dapat mengarjkan ilmunya bukan untuk mencari penghasilan dan tidak bertujuan mencari balas jasa, tidak pula ingin dipuji, melainkan mengharap ridla Allah.
Tugas ketiga, hendaknya seorang mursyid harus benar-benar berusaha agar muridnya menjadi baik dalam menguasai ilmu. Jangan sekali-kali memberi ilmu yang tersembunyi sebelum ilmu yang nyata dikuasai oleh murid. Hendaknya sering mengingatkan kepada muridnya bahwa menuntut ilmu itu tujuannya ialah untuk mendekatkan diri kepada Allah, bukan untuk mencari kedudukan dan kebanggaan. Continue Reading
Sesungguhnya semua ilmu itu tidak tercela. Namun menjadi tercela karena penggunaannya. Ilmu sihir diterangkan dalam Al Quran. Ia tidak tercela karena bersifat informasi dan kita boleh mengetahuinya. Namun jika ilmu itu diamalkan dalam sebuah perilaku, maka akan menjadi tercela.
Tercelanya ilmu itu karena sebab:
- Jika ilmu itu menyebabkan kemudharatan apa pun; merugikan pemiliknya atau membahayakan orang lain. Contohnya adalah ilmu sihir dan jimat-jimat. Di dalam Al Quran memang ada diterangkan. Namun sebenarnya merupakan pengetahuan. Tetapi jika diterapkan dan membahayakan, berarti menjadi tercela.
- Jika ilmu itu merugikan pemiliknya dalam banyak urusan seperti ilmu nujum. Ilmu nujum sendiri sebenarnya tidaklah tercela, namun penggunaannya yang menyebabkan tercela. Ilmu nujum bermanfaat sebagai perhitungan perbintangan, mata angin dan cuaca; atau sebagai hukum alam. Namun jika disalahgunakan akan merugikan.
Timbulnya kekaburan ilmu-ilmu yang tercela dengan ilmu syar’iyyah karena pengubahan nama-nama yang terpuji, penggantian dan memindahkannya dengan tujuan-tujuan merusak, kepada makna-makna yang tidak dikehendaki oleh ulama salaf. Ada lafal nama-nama ilmu yang terpuji namun digantikan dengan nama baru yang bermakna tercela. Lima lafal itu adalah Al Fiqhu, Al Ilmu, At Tauhid, At Tadzkier dan Al Hikmah. Continue Reading
Dalam sebuah hadis diterangkan bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda, “Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim.” Pada bagian lain Nabi saw, memerintahkan kita untuk menuntut ilmu ke mana saja, “Tuntutlah ilmu meskipun sampai ke negeri Cina!”
Para ulama ahli kalam berpendapat bahwa ilmu yang wajib dicari adalah ilmu kalam karena dengan ilmu kalam dapat ditemukan ilmu tauhid dan diketahui Dzat Allah swt. beserta sifat-sifatnya. Sedangkan ulama fiqh berpendapat bahwa ilmu fardlu yang dimaksudkan dalam hadis tersebut ialah ilmu fiqh. Sebab dengan ilmu fiqh seorang muslim akan mengetahui ibadah-ibadah halal haram, yang diharamkan dari Mu’amalah (pergaulan) dan apa yang dihalalkan. Sementara ahli tasawuf berpendapat bahwa ilmu yang wajib dicari adalah ilmu tasawuf. Alasannya karena ilmu tasawuf mencakup tentang hati ikhlas, cacat-cacat jiwa dan membedakan bisikan malaikat dan bisikan setan. Continue Reading