Tak ada yang menjauhkanmu dari ridha dan rahmat-Nya, kecuali ketergantunganmu kepada manusia, sarana-sarana ketrampilan, akal dan jerih payah. Manusia termasuk penghalang bagimu dalam mencari rezeki yang sesuai dengan sunnah Rasul, semisal bekerja mencari nafkah. Selama bergantung pada manusia, selama itu pula kau mengharapkan kepedulian dan uluran tangan mereka, bahkan kau meminta dengan bersedih hati di depan pintu rumah mereka. Perbuatan seperti ini termasuk syirik, karena kau menyekutukan Ia dengan makhluk-Nya. Setimpal dengan (dosa besarmu) itu, kau dihukum dengan pencabutan sumber rezekimu, semisal kehilangan pekerjaan yang halal.
Arsip
All posts for the month Agustus, 2010
Dan Kami jadikan tidurmu sebagai pelepas lelah bagimu (An-Naba’). Dengan kata lain tidur merupakan rutinitas harian, juga kebutuhan mendasar dalam hidup. Dengan tidur, otot-otot yang digunakan beraktifitas seharian akan mengalami relaksasi dan sel-sel yang rusak akan mengalami perbaikan. Tidur Rosulullah saw merupakan cara tidur yang sangat baik bagi kesehatan, posisi dan waktu yang beliau pilih untuk tidur sangat bermakna bagi kesehatan. Ibnu Qayyim berkata, Barangsiapa yang memperhatikan pola tidur Rasulullah dan bangun beliau, niscaya mengetahui bahwa tidur beliau sangatlah baik, cukup dan ber-manfaat untuk badan, organ, dan kekuatan. Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah, suri tauladan yang baik bagimu, bagi orang yang mengharapkan (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan banyak berdzikir kepada Allah. (QS Al-Ahzab; 33 : 21). Karena tidaklah beliau berbuat atau berbicara karena nafsu ataupun keinginannya sendiri, melainkan atas petunjuk dan bimbingan Allah. Continue Reading
Puasa syariat adalah menahan diri dari makan, minum dan bersetubuh mulai terbit fajar hingga terbenam matahari. Puasa kerohanian selain yang demikian ditambah lagi memelihara pancaindera dan fikiran dari perkara-perkara yang keji. Ia adalah melepaskan segala yang tidak sesuai, lahir dan batin. Rusak sedikit saja niat mengenainya rusaklah puasa rohani. Puasa syariat terikat dengan masa sementara puasa rohani selalu di dalam kehidupan sementara ini dan kehidupan abadi di akhirat. Inilah puasa yang sebenarnya.
Dua jenis penyucian: Pertama lahir, ditentukan oleh peraturan agama dan dilakukan dengan membasuh tubuh badan dengan air yang bersih. Kedua ialah penyucian batin, diperoleh dengan menyadari kekotoran di dalam diri, menyadari dosanya dan bertaubat dengan ikhlas. Penyucian batin memerlukan perjalanan kerohanian dan dibimbing oleh guru kerohanian.
Kemudian bila tak juga memperoleh pertolongan dari Allah, maka dipasrahkannya dirinya kepada Allah, dan terus demikian, mengemis, berdo'a merendah diri, memuji, memohon dengan harap-harap cemas. Namun, Allah Yang Maha Besar dan Maha Kuasa membiarkan ia letih dalam berdo'a dan tak juga mengabulkannya, hingga ia sedemikian kecewa terhadap segala sarana duniawi. Maka atas kehendak-Nya menjadikan harus melaluinya, dan hamba Allah ini berusaha meninggalkan segala sarana duniawi, segala aktivitas dan upaya duniawi, dan bertumpu pada rohaninya.
Continue Reading