Kita perlu mengenal orang-orang lain yang berbeda pendapat agar pengetahuan kita bertambah dan bisa lebih menghargai perbedaan. Terkadang kita perlu mengenal orang-orang yang jahat untuk pelajaran bagi kita agar kita menjadi manusia yang baik. Kadang kita perlu mengenal orang yang memiliki temperamen tinggi agar kita bisa menjadi orang yang penyabar. Ada pelajaran yang bisa kita petik ditengah keragaman umat manusia. Kita harus bisa memahami mereka sebagaimana kita juga menginginkan mereka agar memahami kita.
Dimanapun kita berada akan selalu berhadapan perbedaan-perbedaan. Sebagai manusia kita tidak akan pernah bisa mendapatkan kondisi yang ideal. Islam Sunni di Indonesia tentu menghendaki agar seluruh umat Islam didunia masuk ke alirannya sehingga menjadi umat yang satu padu. Atau kalangan Syiah juga menghendaki agar umat Islam sedunia masuk ke alirannya agar tidak lagi menjadi umat yang terpecah belah. Nah…ini kan jelas tidak mungkin! Mbok yao kita menyadari bahwa perbedaan penafsiran atau pendapat adalah keniscayaan. Lha wong tidak lama setelah Nabi wafat saja malah justru terjadi perang antara Ali bin Abi Thalib dan Siti Aisyah (Perang Unta). Padahal kurang dekat bagaimana mereka dengan baginda Nabi? Nah mereka yang dekat dengan Nabi saja bisa berbeda pendapat dan berperang apalagi di jaman sekarang yang berarti sudah 14 abad setelah Nabi wafat. Seharusnya manusia sekarang bisa lebih arif dan bijaksana dalam memandang perbedaan karena kita telah belajar dari sejarah-sejarah di masa lalu. Continue Reading