COPAS KITAB
Dalam Kitab JALJALUT KUBRO, di akhir-akhir bait ada bait yang sangat istimewa, setidaknya bagi saudara-saudara kami seguru.
Inilah bait tersebut :
Artinya : Wahai Dzat Yang mewakili, wahai Tuhanku, dengan rahasia Asma Allah, Dzat Yang Mahamulya, semua malaikat cepat-cepat tunduk kepada Allah.
Barang siapa membaca bait tersebut di atas pada tengah malam 1020 kali, maka datanglah 7 malaikat, mereka berjanji melaksanakan semua keperluannya apabila memenuhi perjanjian mereka, yaitu: tidak bohong, tidak berbuat jahat, tetap menjalankan shalat 5 waktu tepat pada waktunya, dan mau menjalankan semua ketetapan hukum syara'.
Untuk keterangan Khusu tidak kami muat di sini. Semoga manfaat..
* dari buku TERJEMAHAN JALAJALUT KUBRO hal : 231
Bila kau melihat dunia ini, berada di tangan mereka, dengan segala hiasan, dan tipu dayannya, yang tampak lembut sentuhannya, padahal, sebenarnya mematikan bagi yang menyentuhnya, mengecoh mereka, dan membuat mereka mengabaikan kemudharatan tipu daya dan janji-janji palsunya – bila kau lihat semua ini – berlakulah seperti orang yang melihat seseorang menuruti nafsunya, menonjolkan diri, dan karenanya, mengeluarkan bau busuk.
“Sempurnakan hajji dan umrah kerana Allah”. (Surah al-Baqarah, ayat 196).
“Aku ciptakan ruh Muhammad daripada cahaya Wajah-Ku”.
“Mula-mula Allah ciptakan qalam”.
“Mula-mula Allah ciptakan akal”.
Ini adalah isi wirid yang menjadi bekal bagi murad/guru serta maksudnya, sebagai pembuka Hidayat yang menjadi petunjuk untuk memahami ilmu makrifat. Berasal dari dalil, hadist, ijma dan qiyas.
Dalil maksudnya penjelasan tentang firman Allah. hadist berisi tentang keteladanan Rasulullah. Ijma adalah kumpulan wejangan para wali. Qiyas adalah penyebaran ajaran para pandhita/ulama.
Kesemuanya ini menjadi pembuka dalam proses penjelasan rahasia ghaib tentang kesejadian hidup, agar hidupnya tentram, lestaru dari awal sampai akhir. Setidak-tidaknya, sebagai hamba apabila sudah sampai ajal yang telah di tentukan mudah-mudahan bahagia dalam kesempurnaan hakikat, mulia keadaanya di alam baka jangan sampai jatuh kedalam alam kesesatan. Adapun yang menjadi intisari ilmu makrifatini bersumber dari hadist sabda kanjeng Nabi Muhammad, yang beliau wejangkan kepada sayyidina Ali. Yakni tentang adanya Dzat sebagaimana tersebut dalam dalil utama, dari firman Tuhan yang maha suci, dibidikkan melalui telinga kiri. Bunyinya sbb: Sesungguhnya tidak ada apa-apa, karena ketika masih awung-awung/kosong belum ada sesuatupun. Yang ada saat itu hanyalah Aku. Tidak ada Tuhan selain Aku, dzat sejati yang maha suci, yang meliputi sifat-ku, menyertai namaku, dan menandai perbuatanku. Continue Reading
Barangsiapa yang berilmu, beramal dan mengajarkan, berarti ia merupakan orang yang disebut sebagai hamba mulia di kerajaan langit. Ia bagaikan matahari yang menerangi orang lain dan menerangi diri sendiri. Ia seperti minyak wangi yang membuat orang lain ikut harum dan mengharumkan dirinya sendiri.
Sebaliknya orang yang berilmu namun enggan mengamalkannya, bagaikan buku yang memberi mafaat, sedangkan ia sendiri sepi dari ilmu. Bagaikan batu asahan yang menajamkan tetapi ia senditi tidak mampu memotong.
Sewaktu-waktu orang sibuk mengajar, dengan demikian ia menanggung perkara yang agung dan kekhawatiran yang besar. Karena itu harus menjaga adab dan tugas-tugasnya.
Tugas pertama, berbelas kasih kepada murid dan hendaknya memperlakukan seperti anak kandung sendiri. Rasulullah saw. bersabda, “Aku ini terhadap kalian hanyalah semisal orangtua kepada anak-anaknya.” Artinya, bermaksud menyelamatkan mereka dari api neraka di akhirat kelak.
Tugas kedua, hendaknya mursyid (guru) mengikuti pemilik syara’ Muhammad saw. sehingga dapat mengarjkan ilmunya bukan untuk mencari penghasilan dan tidak bertujuan mencari balas jasa, tidak pula ingin dipuji, melainkan mengharap ridla Allah.
Tugas ketiga, hendaknya seorang mursyid harus benar-benar berusaha agar muridnya menjadi baik dalam menguasai ilmu. Jangan sekali-kali memberi ilmu yang tersembunyi sebelum ilmu yang nyata dikuasai oleh murid. Hendaknya sering mengingatkan kepada muridnya bahwa menuntut ilmu itu tujuannya ialah untuk mendekatkan diri kepada Allah, bukan untuk mencari kedudukan dan kebanggaan. Continue Reading